Kamis, 03 Januari 2013

Rpp dan materi perkembangan islam pada masa Khulafaur Rasyidin



(RPP)
SEJARAH PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA KHULAFAUR RASYIDIN






 





Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Sejarah Kebudayaan Islam Tsanawiyah
Dosen Pengampu: Hanifah Muyassarah M.si

Disusun Oleh:
M.Syarifuddin
102320100
Tarbiyah / PAI / V.B


INSTITUT AGAMA ISLAM IMAM GHOZALI (IAIIG)
CILACAP
2012


RENCANA PELAKSNAAN PEMBELAJARAN

Sekolah                       : MTs ....................................
Mata Pelajaran            : Sejarah Kebudayaan Islam
Kelas/Semester            : VII/Dua
Alokasi Waktu            : 2 x 40 menit
Standar Kompetensi   : 1. Memahami sejarah Islam pada masa Khulafaur Rasyidin
I.                   Kompetensi Dasar
1.      Menceritakan berbagai prestasi yang dicapai Khulafaur Rasyidin.

II.                Indikator
1.      Menjelaskan definisi khulafaur rasyidin.
2.      Menjelaskan tentang prestasi-prestasi yang dicapai oleh Khulafaur Rasyidin.

III.             Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran ini siswa dapat :
1.      Untuk mengetahui definisi Khulafaur Rasyidin.
2.      Untuk mengetahui prestasi-prestasi yang dicapai oleh Khulafaur Rasyidin.

IV.             Materi Ajar

A.                Perkembangan Islam Pada masa Khulafa ‘Rasyidin
Khulafaur Rasyidin berasal dari kata khulafa dan ar-rasyidin. Kata khulafa merupakan jamak dari kata khalifah yang berarti pengganti. Adapun kata ar-rasyidin berarti mendapat petunju. Dengan demikian, Khulafaur Rosyidin memiliki arti Para Pengganti yang mendapat petunjuk. Khulafaur Rasyidin terdiri dari empat sahabat utama Nabi Muhammad saw, yaitu Abu Bakar as-sidiq, Umar bin Khattab, Usman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib.
Secara harfiah, kata “halifah” berarti pengganti atau wakil. Khalifah juga pemimpin tertinggi dalam bidang agama. Sebagai pemimpin dibidang pemerintahan dan agama, khalifah bertanggung jawab terhadap seluruh wilayah Islam dibawah kekuasaannya. Ia bertugas melindungi umat dan memberi mereka kebebasan menjalankan praktek agama dan aktivitas. Sebaliknya, kaum muslim wajib tunduk dan kepada khalifah dan memberikan baiat ( sumpah setia)
            Setelah Nabi Muhammad saw. Wafat, mereka menjadi contoh utama dalam menghayati dan mengamalkan ajaran Islam. Mereka melaksanakan prinsip-prinsip Pemerintahan Islam dengan baik. Masa pemerintahan mereka merupakan gambaran yang paling tepat bagi pelaksanaan hukum dan pemerintahan Islam.Beberapa prestasi yang dicapai oleh khulafaur rasyidin diantaranya:
1.             Masa Khalifah Abu Bakar as-siddiq
Pada masa kepemimpinannya, Khalifah Abu Bakar as-Siddiq melakukan beberapa usaha dan mencapai beberapa prestasi sebagai berikut:

          Ø  Memerangi Kaum Murtad
            Beberapa masalah yang muncul pada saat itu diantaranya suku Arab yabg berasal dari HIjaz dan Nejed menyatakan murtad atau membangkang pada khalifah yang baru, menolak membayar zakat walaupun tidak menolak islam secara utuh. Beberapa yang lain kembali memeluk agama dan tradisi lamanya, yakni menyembah berhala.
                              Rasa Kesukuan dan sifat Paternalistik, yaitu tunduk secara membabi buta kepada pemimpinannya, juga menjadi penyebab timbulnya gerakan murtad (riddah) ini.Para kepala suku yang masih iman tersebut kemudian           memelopori gerakan riddah. Khalifah abu bakar memandang gerakan itu sangat berbahaya karena hamper diseluruh penjuru jazirah arab muncul gerakan itu.
               Menghadapi gerakan tersebut, Khalifah Abu Bakar as-sidiq bersikap tegas. Ketegasannya itu tersirat dalam satu ucapannya, yaitu “Jika saja zakat itu hanya seutas tali unta dan mereka tidak mau menunaikannya, niscaya tetap aku perangi mereka”. Khalifah Abu Bakar tetap berpesan kepada para panglimanya untuk mengadakan pendekatan secara persuasif atau damai.
          Ø  Kodifikasi Al Qur’an
               Hasil karya masa Khalifah Abu Bakar as-Siddiq yang masih dapat kita rasakan hingga sekarang adalah adanya mushaf Al-Qur’an. Ketika itu Al-Qur’an tertulis dalam berbagai benda yang berserakan diberbagai tempat. Usaha ini dilaksanakan atas saran Umar bin Khattab yang saat itu mnejadi penasihat utama Khalifah Abu Bakar as-Siddiq.
               Khalifah Abu Bakar bersedia mewujudkan pengumpulan ayat-ayat Al-Qur’an. Beliau menunjuk Zaid bin Sabit sebagai pemimpin  proyek mulia itu. Zaid bin Sabit adalah sekretaris Rosulullah saw. semasa hidupnya. Jika ada wahyu yang turun, Zaid bin Sabit menulisnya dengan bimbingan Rasulullah saw. Wahyu tersebut kemudian dihafalkan oleh para sahabat. Selain itu, ada juga sahabat yang menyalinnya dipelepah kurma, bebatuan, atau tulang belulang. Merka kemudian mengajarkannya kepada umat islam didaerah lain.
               Setelah usaha pengumpulan ayat-ayat Al-Qur’an selesai, mushaf disimpan Abu Bakar as-Siddiq. Mushaf itulah yang menjadi pedoman pembelajaran Al-Qur’an kepada segenap kaum muslimin pada saat itu. Setelah Abu Bakar meninggal dunia, mushaf tersebut kemudian mushaaf tersebut disimpan oleh Hafsah binti Umar, putri Umar bin Khattab salah seorang istri Rasulullah saw.
          Ø  Perluasan Wilayah Islam
                Abu Bakar berupaya memperluas wilayah kekuasaan Islam ke daerah Syria yang berada dibawah kekuasaan bangsa Romawi Timur dibawah pimpinan Kaisar Heraclius, dengan menugaskan empat panglima perang, yaitu:
§  Zaid bin Abu Sofyan ke Damaskus.
§  Amru bin Ash ke Palestina;
§  Syurahbil bin Hasanah ke Yordania;
§  Abu Ubaidah bin Jarrah ke Hims
               Sebenarnya pengembangan Islam ke Syria ini sudah dimulai sejak Nabi akan wafat, dibawah pimpinan Usamah bin Zaid. Namun terhenti karena pasukan mendengar berita wafatnya Nabi. Dimasa Abu Bakar dilanjutkan lagi. Usaha yang dipimpin empat orang panglima ini diperkuat lagi dengan datangnya pasukan Khalid bin Walid yang berjumlah lebih dari 1500 orang, dan juga mendapat bantuan dari mutsanna ibn haritsah. Khalid ibn walid sebelumnya telah berhasil mengadakan perluasan ke beberapa daerah di irak dan Persia. Karna di dengar oleh abu bakar bahwa abu ubaidah kewalahan dalam meng hadapi pasukan romawi timurdi Syria,lalu Khalid di perintahkan untuk membantu pasukan abu ubaidah.

2.             Masa Khalifah Umar bin Khattab
Melanjut kan perluasan dan pengembangan islam ke Persia yang telah memulai sejak masa khalifah abu bakar.pasukan islamyang menuju Persia ini berada di bawah pimpinan panglima Saad ibn Abi Waqqas. Dalam perkembangan berikut nya berturut turut dapat di taklukkan beberapa kota,seperti kadisia18H/639M,kota jalula tahun 17H/638M,madain tahun 18H/639M,dan nahawand tahun 21H/642M.
a.         Perluasan wilayah
Meskipun pengembangan dakwah islam dan perluasan wilayah sudah di lakukan sejak masa khalifah abu bakar as_siddiq,para ahli sejarah menyatakan bahwa imperium islam sesungguh nya berdiri pada masa khalifah umar bin khattab.pada masa itu,perluasan islam terjadi secara besar besaran dan dikenal sebagai periode futuhat al_islamyyah.secara berturut turut,pasukan islam berhasil menguasai suriah,Persia dan mesir.
Pada waktu itu, suriah merupakan pusat perdagangan yang penting. Oleh karena itu, Umar bin Khattab berusaha merebutnya mati-matian. Wilayah Suriah memiliki beberapa kota yang menjadi pusat kekuatan Romawi Timur (Bizaitun) yang beragama Kristen. Beberapa kota tersebut adalah Damaskus, Yordania, yerussalem, Hims, dan Antioka.
Selama kekhalifahan Abu Bakar telah terjadi peperangan antara kaum muslimin dan tentara Persia. Ketika itu kekaisaran Persia merupakan kekuatan besar di dunia selain kekuatan Bizantium. Mereka juga dikenal dengan Dinasti Sasania. Kemenangan-kemenangan umat Islam menjadikan wilayah Islam pada masa Khalifah Umar bin Khattab meluas hingga Afrika Utara, Armenia, dan sebagian wilayah Eropa Timur. Untuk memudahkan jalannya pemerintaha, Khalifah Umar bin Khattab membagi wilayah Islam menjadi beberapa propinsi menunjuk seorang gubernur untuk memerintah wilayah tersebut. Misalnya, Sa’ad bin Abi Waqqas memerintah dikuffah, Amru bin Ash di Mesir, dan Mu’awiyah bin Abu Sufyan di Damaskus.
b.        Menata Administrasi dan Keungan Pemerintahan
Pada masa pemerintahannya, Khalifah Umar bin Khattab membentuk Baitul Mal dan Dewan Perang. Baitul mal bertugas mengurusi keuangan negera. Keluar masuknya keungan, baik dipusat maupun di provinsi-provinsi diawasi dengan ketat. Adapun Dewan Perang bertugas mencatat administrasi ketentaraan.
Khlifah Umar bin Khattab memilih orang yang jujur untuk bertugas di Baitul mal. Para pegawai pemerintahan dan tentara digaji dari Baitul Mal dangan disesuaikan kedudukannya. Boleh dikatakan Khalifah Umar bin Khattan adalah khalifah yang poertama kali memperkenalkan system penggajian bagi pegawai pemerintah.
Selain itu, Khalifah Umar bin Khattab juga memberikan santunan dari Baitul Mal kepada seluruh rakyatnya. Besarnya santunan disesuaikan lamanya mereka memeluk agama Islam. Pada masa khalifah Umar bin Khattab, kemakmuran dapat dinikmati rakyat dari seluruh pelosok negeri.
c.         Penetapan Kalender Hijriah
Tahukah kamu bahwa system kalender Hijriah yang saat ini dicetuskan oleh Khalifah Umar bin Khattab? Sebelum kalender Hijriah ditetapkan, orang-orang menggunakan sistem kalender Masehi.Sebagian kaum muslimin mengusulkan agar kalender tahunan Islam dimulai sejak Nabi Muhammad saw. diangkat menjadi rasul. Sebagian lagi mengusulkan agar tahun Islam dimulai pada saat Nabi Muhammad saw lahir.
Khalifah Umar bin Khattab menetapkan permulaan tahun Islam adalah pada saat Nabi Muhammad saw hijrah dari Mekah ke Madinah. Hal itu disebabkan hijrah merupakan titik balik kemenangan Islam. Hijrah juga menandai dua periode dakwah Islam. Periode dakwah sebelum Nabi hijrah disebut periode Mekah, sedangkan periode setelah beliau hijrah disebut periode Madinah. Demikian pula pembagian surat-surat Al-Qur’an yang turun sebelum hijrah disebut surat-surat makiyyah, sedangkan surat-surat yang turun setelah beliau hijrah disebut surat Madaniyah.
3.               Masa Khalifah Usman bin Affan
Menjelang wafatnya, Khalifah Umar bin Khattab membentuk dewan yang akan mencari penggantinya. Dewan tersebut beranggotakan enam sahabat yang saat itu dianggap paling tinggi tingkatannya. Keenan anggota dewan itu adalah Usman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Thalhah bin Ubaidillah, Zubair bin Awwam, Abdurrahman bin Auf dan Sa’ad bin Abi Waqqas.
Dewan tersebut diberi tugas untuk memilih salah satu dari mereka untuk menjadi khalifah. Ketua dewan dipegang oleh Abdurrahman bin Auf. Pemilihan dilakukan dengan cara musyawarah untuk mjufakat dan mencari suara terbanyak. Jika terjadi suara seimbang maka keputusan diserahkan kepada Abdullah bin Umar sebagai hakimnya.
Akhirnya mayoritas memilih Usman bin Affan sebagai Khalifah pengganti Umar bin Khattab. Saat terpilih menjadi khalifah, Usman bin Affan telah berusia 70 tahun. Beliau menjadi khalifah selama 12 tahun. Selama peemrintahannya prestasi yang menonjol diantaranya:
a.    Kodifikasi Mushaf Al-Qur’an
Khalifah Usman bin Affan membentuk subuah panitia penyusunan Al-Qur’an. Panitia ini diketuai oleh Zaid bin Sabit. Anggotanya adalah Abdullah bin zubair dan Abdurrahman bin Haris. Tugas yang harus dilaksanakan oleh panitia tersebut adalah menyalin ulang ayat-ayat Al-Qur’an dalam sebuah buku yang kemudian disebut mushaf.
Mushaf tersebut diperbanyak menjadi empat buah. Sebuah berada di madinah, sedangkan empat yang lainnya dikirimkan ke Mekah, Suriah, Basra, dan Kufah. Naskah yang ditinggal di Madinah disebut Mushaf al-Iman atau Mushaf Usmani.
b.    Renovasi Masjid Nabawi
Masjid Nabawi yang dimulai dibangun pada masa Khalifah Umar bin Khattab diperluas oleh Khalifah Usman bin Affan. Selain diperluas, bentuk dan coraknya juga diperindah.
c.    Pembentukan Angkatan Laut
Pada masa Khalifah ini, wilayah Islam sudah mencapai Afrika, Siprus hingga Konstantinopel. Wilayah tersebut banyak diliputi lautan, Muawiyah bin Abu Sufyan yang waktu itu menjabat Gubernur Suriah mengusulkan dibentuk angkatan laut. Angkatan laut tersebutlah yang kelak akan membawa misi dakwah Islam hingga kedaratan Eropa bahkan sampai Indonesia,
d.   Perluasan Wilayah
        Pada masa Khalifah Usman bin Affan, wilayah Islam makin luas. Wilayah Azerbaijan berhasil ditaklukan pasukan Islam dibawah pimpinan Sa’ad bin Ash dan Huzaifah bin Yaman. Wilayah Armenia ditaklukan oleh Salman bin Rabi’ah al-Bahiy

.
4.             Masa Khalifah Ali bin Abi Thalib
Pada akhir masa kepemimpinan khalifah Usman bin Affan, terjadi fitnah besar dikalangan kaum muslimin dibeberapa daerah., terutama di Basrah, Mesir dan Kufah. Fitnah tersebut sengaja disebarkan kaum munafik yang dipimpin oleh Abdullah bin Saba’. Sepeninggal Khalifah Usman bin Affan dan dalam kondisi yang masih kacau, kaum muslimin meminta Ali bin Abi Thalib menjadi Khalifah. Akan tetapi, ada beberapa tokoh yang menolak usulan tersebut, diantaranya Mu’awiyah bin Abu sufyan.
          Khalifah Ali bin Abi Talib melaksanakan langkah-langkah yang dapat dianggap sebagai prestasi yang telah dicapai.
a.    Mengganti Pejabat yang Kurang cakap
Khalifah Ali bin Abi Talib menginginkan sebuah pemerintahan yang efektif dan efisien. Oleh karena itu, beliau mengganti pejabat yang kurang cakap dalam bekerja. Akan tetapi, kebanyakan pejabat berasl dari keluarga Khalifah Usman bin Affan (Bani Umayah). Akibatnya banyak kalangan Bani Umayah yang tidak menyukai Khalifah Ali bin Abi Thalib.
b.    Membenahi Keuangan Negara (Baitul Mal)
Setelah mengganti para pejabat yang kurang cakap, Khalifah Ali bin Abi Talib kemudian menyita harta para pejabat yang diperoleh secara tidak benar. Harta tersebut kemudian disimpan di Baitul Mal dan digunakan untuk kesejahteraan rakyat.
c.    Memajukan Bidang Ilmu Bahasa
Pada saat Ali bin Abi Talib memegang pemerintahan, wilayah Islam sudah mencapai India. Pada saat itu, penulisan huruf  hijaiyyah belum dilengkapi dengan tanda baca, seperti kasrah, fathah, dammah, syaddah. Hal itu menyebabkan banyaknya kesalahan bacaan teks Al-Qur’an dan hadist di daerah-daerah yang jauh dari jazirah Arab. Untuk menghindari kesalahan tersebut, Khalifah Ali bin Abi Talib memrintahkan Abu Aswad ad-Duali untuk mengembangkan pokok-pokok ilmu nahwu, yaitu ilmu yang mempelajari tata bahasa Arab.
d.   Bidang Pembangunan
Salah satu pejmbangunan yang mendapat perhatian khusus dari Khalifah Ali bin Abi TAlib adalah pembangunan kota Kufah. Pada awlnya, kota Kufah disiapkan untuk pusat pertahanan oleh Mu’awiyah bin Abu sofyan. Akan tetapi, kemudian kota Kufah berkembang menjadi pusat ilmu tafsir, ilmu hadist, ilmu nahwu, dan pengetahuan lainnya.

V.                Metode Pembelajaran
1.      Ceramah
2.      Demonstrasi
3.      Drill 
4.      Penugasan

VI.             Langkah Pembelajaran
1.      Kegiatan Awal
ü  Menganalisis situasi kelas
ü  Apersepsi
2.      Kegiatan Inti
ü  Menjelaskan pengertian Khulafaur Rasyidin.
ü  Menjelaskan prestasi-prestasi yang dicapai Khulafaur Rasyidin.
3.      Kegiatan Akhir
ü  Guru membimbing peserta didik untuk menyimpulkan pengertian Khulafaur Rasyidin.
ü  Memberi tugas untuk menjelaskan perbedaan prestasi-prestasi Khulafaur Rasyidin.

VII.          Sumber Belajar
Sumber      : a.   Buku SKI Kelas VII Madrasah Tsanawiyah (PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri)
b. Sejarah Perdaban Islam, Dr. Badri Yatim, M.A. (PT Raja Grafindo Persada)

VIII.       Penilaian
1. Teknik Isey       : Tertulis
2. Bentuk              :
-          Coba jelaskan Pengertian Khulafaur Rasyidin?
-          Jelaskan prestasi-prestasi yang dicapai Khulafaur Rasyidin?


Mengetahui                                                                 Kesugihan,.............................
Kepala Madrasah                                                       Guru Mata Pelajaran




Kamis, 27 Desember 2012

Motivasi Belajar-Mengajar


Motivasi merupakan faktor yang berkaitan dengan belajar-mengajar. Kata motivasi menurut kamus bahasa Indonesia yaitu dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu.[1] Menurut Mc. Donald, motivasi adalah suatu perubahan tenaga di dalam diri/pribadi seseorang yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi-reaksi dalam usaha mencapai tujuan.. Dari pengertian yang dikemukakan Mc. Donald ini mengandung tiga elemen penting, yaitu:
a.       Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan tenaga pada setiap individu manusia.
b.   Motivasi ditandai dengan muculnya, rasa/feeling, dorongan afeksi seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoaln-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku seseorang.
c.       Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respons dari suatu aksi, yakni tujuan.[2]

Motivasi secara harfiah diartikan sebagai dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Sedangkan secara psikologi, James O. Whittaker mengatakan bahwa motivasi adalah kondisi-kondisi atau keadaan yang mengaktifkan atau member dorongan kepada makhluk untuk bertingkah laku mencapaib tujuan yang ditimbulkan oleh motivasi tersebut.[3]

Ada tiga komponen utama dalam motivasi yaitu (1) kebutuhan, (2) dorongan, dan (3) tujuan. Kebutuhan terjadi bila individu merasa ada ketidakseimbangan antara apa yang ia miliki dan yang ia harapkan. Dorongan merupakan kekuatan mental untuk melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan atau mencapai tujuan. Dorongan yang berorientasi pada tujuan tersebut merupakan inti motivasi.[4]

Motivasi belajar penting bagi siswa dan guru. Bagi siswa pentingnya motivasi belajar adalah sebagai berikut:
1.      Menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses dan hasil belajar, contohnya, setelah seorang siswa membaca suatu bab buku bacaan, dibandingkan dengan temannya sekelas yang juga membaca bab tersebut; ia kurang berhasil menangkap isi, maka ia terdorong menangkap lagi.
2.      Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar, yang dibandingkan dengan teman sebayanya; sebagai ilustrasi, jika terbukti usaha belajar seorang siswa belum memadai, maka ia berusaha setekun temannya yang belajar dan berhasil.
3.      Mengarahkan kegiatan belajar, sebagai ilustrasi, setelah  ia diketahui bahwa dirinya belum belajar secara serius, semisal terbukti banyak bersenda gurau, maka ia akan mengubah perilaku belajarnya.
4.      Membesarkan semangat belajar; contohnya, jika ia telah menghabiskan banyak dana belajar dan masih ada adik yang dibiayai oleh orang tua, maka ia berusaha agar cepat lulus.
5.      Menyadarkan tentang ada nya perjalanan besar dan kemudian bekerja (disela-selanya adalah istirahat atau bermain) yang bersinambungan; individu dilatih untuk menggunakan kekuatannya sedemikian rupa hingga dapat berhasil.
Selanjutnya Dimyati dan Murdjiono menjelaskan bahwa motivasi belajar juga penting diketahui oleh guru. Pengetahuan dan pemahaman tentang motivasi belajar pada siwa bermanfaat bagi guru, manfaat itu sebagai berikut:
1.      Membangkitkan, meningkatkan, dan memelihara semangat siswa untuk belajar sampai berhasil. Dalam hal ini, hadiah, pujian, dorongan, atau pemicu semangat dapat digunakan untuk mengobarkan semangat belajar.
2.      Mengetahui dan memahami semangat belajar siswa di kelas berbeda-beda. Dengan berbedanya motivasi belajar tersebut, maka guru dapat menggunakan bermacam-macam strategi belajar mengajar.
3.      Meningkatkan dan menyadarkan guru untuk memilih satu diantara bermacam-macam peran seperti sebagai penasihat, fasilitator, instruktur, teman diskusi, penyemangat, pemberi hadiah,dan pendidik.
4.      Memberi peluang guru untuk unjuk kerja. Tugas guru adalah membuat semua siswa belajar sampai berhasil. [5]

Dalam kegiatan belajar mengajar, apabila ada seseorang siswa, misalnya tidak berbuat sesuatu yang seharusnya dikerjakan, maka perlu diselidiki sebab-sebabnya. Hal ini berarti pada diri anak tidak terjadi perubahan energy, tidak terangsang afeksinya untuk melakukan sesuatu, karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan belajar. keadaan semacam ini perlu dilakukan daya upaya yang dapat menemukan sebab-musababnya kemudian mendorong siswa itu untuk mau melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan, yakni belajar. dengan kata lain, siwa perlu diberikan rangsangan agar tumbuh motivasi pada dirinya. Atau singkatnya perlu diberikan motivasi.

Motivasi dapat juga dikatakan serangkaian usaha untuk menyiadakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka itu. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar daan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.[6]

Motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis yang bersifat non-intelektual. Peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa semangat dan senang untuk belajar. Siswa yang memilki motivasi kuat, akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar. jadi tugas guru bagaimana mendorong para siswa agar pada dirinya tumbuh motivasi.



[1] Kamus Bahasa Indonesia, hlm. 973.
[2] Sardiman A.M,Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2003, hlm. 73-74.
[3] Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan: Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006, hlm. 205.
[4] M.Sobry Sutikno, Rahasia Sukses Belajar dan Mendidik Anak, Mataram: NTP Press, 2007, hlm. 42-44.
[5] Ibid.,hlm. 45-46.
[6] Sardiman A.M, op.cit.,hlm 73-74.