Motivasi merupakan faktor yang berkaitan dengan belajar-mengajar. Kata motivasi menurut kamus bahasa Indonesia yaitu dorongan yang timbul
pada diri seseorang secara sadar atau tidak untuk melakukan suatu tindakan
dengan tujuan tertentu.[1] Menurut
Mc. Donald, motivasi adalah suatu perubahan tenaga di dalam diri/pribadi
seseorang yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi-reaksi dalam usaha
mencapai tujuan.. Dari pengertian yang dikemukakan Mc. Donald ini mengandung
tiga elemen penting, yaitu:
a.
Bahwa motivasi itu mengawali
terjadinya perubahan tenaga pada setiap individu manusia.
b. Motivasi ditandai dengan
muculnya, rasa/feeling, dorongan afeksi seseorang. Dalam hal ini motivasi
relevan dengan persoaln-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat
menentukan tingkah laku seseorang.
c.
Motivasi akan dirangsang karena
adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respons dari
suatu aksi, yakni tujuan.[2]
Motivasi
secara harfiah diartikan sebagai dorongan yang timbul pada diri seseorang
secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan
tertentu. Sedangkan secara psikologi, James O. Whittaker mengatakan bahwa
motivasi adalah kondisi-kondisi atau keadaan yang mengaktifkan atau member
dorongan kepada makhluk untuk bertingkah laku mencapaib tujuan yang ditimbulkan
oleh motivasi tersebut.[3]
Ada
tiga komponen utama dalam motivasi yaitu (1) kebutuhan, (2) dorongan, dan (3)
tujuan. Kebutuhan terjadi bila individu merasa ada ketidakseimbangan antara apa
yang ia miliki dan yang ia harapkan. Dorongan merupakan kekuatan mental untuk
melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan atau mencapai tujuan. Dorongan
yang berorientasi pada tujuan tersebut merupakan inti motivasi.[4]
Motivasi
belajar penting bagi siswa dan guru. Bagi siswa pentingnya motivasi belajar
adalah sebagai berikut:
1.
Menyadarkan kedudukan pada awal
belajar, proses dan hasil belajar, contohnya, setelah seorang siswa membaca
suatu bab buku bacaan, dibandingkan dengan temannya sekelas yang juga membaca
bab tersebut; ia kurang berhasil menangkap isi, maka ia terdorong menangkap
lagi.
2.
Menginformasikan tentang kekuatan
usaha belajar, yang dibandingkan dengan teman sebayanya; sebagai ilustrasi,
jika terbukti usaha belajar seorang siswa belum memadai, maka ia berusaha
setekun temannya yang belajar dan berhasil.
3.
Mengarahkan kegiatan belajar, sebagai
ilustrasi, setelah ia diketahui bahwa
dirinya belum belajar secara serius, semisal terbukti banyak bersenda gurau,
maka ia akan mengubah perilaku belajarnya.
4.
Membesarkan semangat belajar;
contohnya, jika ia telah menghabiskan banyak dana belajar dan masih ada adik
yang dibiayai oleh orang tua, maka ia berusaha agar cepat lulus.
5.
Menyadarkan tentang ada nya
perjalanan besar dan kemudian bekerja (disela-selanya adalah istirahat atau
bermain) yang bersinambungan; individu dilatih untuk menggunakan kekuatannya
sedemikian rupa hingga dapat berhasil.
Selanjutnya
Dimyati dan Murdjiono menjelaskan bahwa motivasi belajar juga penting diketahui
oleh guru. Pengetahuan dan pemahaman tentang motivasi belajar pada siwa
bermanfaat bagi guru, manfaat itu sebagai berikut:
1.
Membangkitkan, meningkatkan, dan
memelihara semangat siswa untuk belajar sampai berhasil. Dalam hal ini, hadiah,
pujian, dorongan, atau pemicu semangat dapat digunakan untuk mengobarkan
semangat belajar.
2.
Mengetahui dan memahami semangat
belajar siswa di kelas berbeda-beda. Dengan berbedanya motivasi belajar
tersebut, maka guru dapat menggunakan bermacam-macam strategi belajar mengajar.
3.
Meningkatkan dan menyadarkan guru
untuk memilih satu diantara bermacam-macam peran seperti sebagai penasihat,
fasilitator, instruktur, teman diskusi, penyemangat, pemberi hadiah,dan
pendidik.
4.
Memberi peluang guru untuk unjuk
kerja. Tugas guru adalah membuat semua siswa belajar sampai berhasil. [5]
Dalam
kegiatan belajar mengajar, apabila ada seseorang siswa, misalnya tidak berbuat
sesuatu yang seharusnya dikerjakan, maka perlu diselidiki sebab-sebabnya. Hal
ini berarti pada diri anak tidak terjadi perubahan energy, tidak terangsang
afeksinya untuk melakukan sesuatu, karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan
belajar. keadaan semacam ini perlu dilakukan daya upaya yang dapat menemukan
sebab-musababnya kemudian mendorong siswa itu untuk mau melakukan pekerjaan
yang seharusnya dilakukan, yakni belajar. dengan kata lain, siwa perlu
diberikan rangsangan agar tumbuh motivasi pada dirinya. Atau singkatnya perlu
diberikan motivasi.
Motivasi
dapat juga dikatakan serangkaian usaha untuk menyiadakan kondisi-kondisi
tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak
suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka
itu. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya
penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin
kelangsungan dari kegiatan belajar daan yang memberikan arah pada kegiatan
belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat
tercapai.[6]
Motivasi
belajar adalah merupakan faktor psikis yang bersifat non-intelektual.
Peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa semangat dan
senang untuk belajar. Siswa yang memilki motivasi kuat, akan mempunyai banyak
energi untuk melakukan kegiatan belajar. jadi tugas guru bagaimana mendorong
para siswa agar pada dirinya tumbuh motivasi.
[1]
Kamus Bahasa Indonesia, hlm. 973.
[2]
Sardiman A.M,Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 2003, hlm. 73-74.
[3]
Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan: Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan, Jakarta:
PT Rineka Cipta, 2006, hlm. 205.
[4]
M.Sobry Sutikno, Rahasia Sukses Belajar dan Mendidik Anak, Mataram: NTP Press,
2007, hlm. 42-44.
[5]
Ibid.,hlm. 45-46.
[6]
Sardiman A.M, op.cit.,hlm 73-74.